HEADLINE

Lapor Pak! Keluarga Saya Positif Covid-19

  Bulan baru saja berganti, Juni ke Juli. Tak ada lagi hujan. Pukul 08.00 WIB, 1 Juli 2021, Bapak mertua saya yang tinggal satu atap dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan swab test. Istri saya yang menemani swab test pun hasilnya sama: garis dua, positif. Di rumah kami, ada tujuh orang yang hidup berdampingan. Ibu, Bapak, saya, istri, dan tiga anak; dua laki-laki, satu perempuan. Masing-masing berusia 9 tahun, 2,5 tahun, dan 1 tahun. Ada satu anggota lagi, ART yang menjaga anak saya tetapi tidak tinggal satu rumah melainkan pulang pergi, Mba L namanya. Setelah Bapak dan istri dinyatakan positif, saya mengajak Ibu dan anak pertama serta anak kedua untuk swab test. Ini kali kedua anak-anak saya swab test, di tempat yang sama. Anak kedua saya, perempuan, sempat takut, tapi saya bujuk karena yang mau di-swab test adalah Aang-nya. "Kan mau jadi dokter, Nok," kata saya membujuk. "Jadi harus ketemu dokter dulu, biar Nok belajar jadi dokt

Benteng Belanda di Pulau Kelor

Benteng Martello di Pulau Kelor. Benteng ini dibangun Belanda tahun 1850 sebagai bagian sistem pertahanan laut Kota Batavia saat itu. Pada periode tahun 1840-1880, Belanda mengembangkan sistem pertahanan Nieuwe Hollandse Waterlinie (semacem sistem pertahanan menjaga batas wilayah laut). Salah satunya dengan membangun benteng ini yang berfungsi sebagai benteng pertahanan sekaligus menara pengintai.
.
Belanda saat itu emang takut banget diserang Portugis, Inggris, dan negara-negara lain yang juga mencari rempah-rempah (sembari ngejajah). Makanya untuk mengamankan wilayah jajahannya, Belanda rela membangun 1.000 candi untuk Roro Jonggrang, eh salah, membangun benteng di pulau-pulau terluar Kota Batavia.
.
Selain di Pulau Kelor, Batavia saat itu juga dilindungi tiga Benteng Martello yang tersebar di Pulau Cipir, Pulau Onrust, dan Pulau Sakit atau sekarang dikenal dengan sebutan Pulau Bidadari. Tetapi benteng di Pulau Kelor bisa dibilang yang masih bertahan secara penampilan bangunan. Tiga sisanya remuk dihantam kejamnya penantian.
.
Meski sudah menjaga dengan membangun benteng yang kokoh, Belanda pernah kena tikung karena diserang terus menerus oleh gombalan armada band, eh armada Inggris ke Mutiara nanti cantik jelita dari Timur --julukan untuk Kota Batavia kala itu. Akhirnya Belanda terpaksa menyerahkan Batavia pas lagi sayang-sayangnya.
.
Dari kisah itu bisa diambil hikmahnya: Sekuat apa pun kita menjaga toh kalau ditakdirkan kehilangan, dia akan pergi juga.
.
Seperti prinsip di dunia ini: "tidak ada yang ditakdirkan saling memiliki. Semuanya hanya ditakdirkan saling dititipi".

Comments

YOUTUBE