HEADLINE

Lapor Pak! Keluarga Saya Positif Covid-19

  Bulan baru saja berganti, Juni ke Juli. Tak ada lagi hujan. Pukul 08.00 WIB, 1 Juli 2021, Bapak mertua saya yang tinggal satu atap dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan swab test. Istri saya yang menemani swab test pun hasilnya sama: garis dua, positif. Di rumah kami, ada tujuh orang yang hidup berdampingan. Ibu, Bapak, saya, istri, dan tiga anak; dua laki-laki, satu perempuan. Masing-masing berusia 9 tahun, 2,5 tahun, dan 1 tahun. Ada satu anggota lagi, ART yang menjaga anak saya tetapi tidak tinggal satu rumah melainkan pulang pergi, Mba L namanya. Setelah Bapak dan istri dinyatakan positif, saya mengajak Ibu dan anak pertama serta anak kedua untuk swab test. Ini kali kedua anak-anak saya swab test, di tempat yang sama. Anak kedua saya, perempuan, sempat takut, tapi saya bujuk karena yang mau di-swab test adalah Aang-nya. "Kan mau jadi dokter, Nok," kata saya membujuk. "Jadi harus ketemu dokter dulu, biar Nok belajar jadi dokt

Pengsiun Maha Sudara

Tiga mahasaudara saya di Republika menyempurnakan tugasnya di Buncit 37 pada Januari 2020. Ketiga mahasaudara saya itu biasa disapa Pak Yasin, Cak Nawi, dan Mba Dewi.
.
Di acara Kamisan, acara makan-makan rutin yang diadakan setiap hari Kamis di ruang redaksi, menjadi moment pemberian penghargaan untuk ketiganya setelah puluhan tahun berbakti. Ada raut kesedihan yang tak mampu disembunyikan di paras ketiganya saat duduk menghadap para rekan kerja yang sengaja berkumpul untuk memberikan sekadar pelukan hangat.

Wajar saja, puluhan tahun bukan waktu sebentar untuk dilewati. Selama Republika berdiri entah sudah berapa banyak pegawai yang datang lantas pergi. Semua luar biasa, tetapi yang istimewa adalah mereka yang mampu menghabiskan masa kerja hingga paripurna.

"Saya berterima kasih kepada teman-teman semua. Setelah puluhan tahun bekerja di Republika, pergi dari rumah, naik tangga melinggar, dan bertemu teman-teman," kata Mba Dewi. Perempuan ayu yang sore itu berjilbab merah jambu sudah bekerja di Gedung Buncit 37 bahkan sebelum Republika terbit.

Berbilang dekade sudah ketiganya lewati. Pasang surut Republika sudah pasti mereka rasakan. Baik buruk sudah dilakukan, tetapi semua itu dipastikan tak akan merusak tali persaudaraan.

"Kita nantinya akan juga sampai pada titik ini," kata Ustaz Irwan Kelana membuka kalimat dalam pembacaan doa.

"Semoga kita tetap silaturahim," kata Pak Yasin ketika memeluk saya. Sayangnya saya tak sempat berbincang dengan Cak Nawi, lantaran beliau keburu ditarik ke ruang makan khusus.

Selamat menikmati masa-masa paripurna mahasaudara, semoga tetap dalam lindungan Sang Maha Kaya. Aamiin.

Comments

YOUTUBE