HEADLINE

Lapor Pak! Keluarga Saya Positif Covid-19

  Bulan baru saja berganti, Juni ke Juli. Tak ada lagi hujan. Pukul 08.00 WIB, 1 Juli 2021, Bapak mertua saya yang tinggal satu atap dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan swab test. Istri saya yang menemani swab test pun hasilnya sama: garis dua, positif. Di rumah kami, ada tujuh orang yang hidup berdampingan. Ibu, Bapak, saya, istri, dan tiga anak; dua laki-laki, satu perempuan. Masing-masing berusia 9 tahun, 2,5 tahun, dan 1 tahun. Ada satu anggota lagi, ART yang menjaga anak saya tetapi tidak tinggal satu rumah melainkan pulang pergi, Mba L namanya. Setelah Bapak dan istri dinyatakan positif, saya mengajak Ibu dan anak pertama serta anak kedua untuk swab test. Ini kali kedua anak-anak saya swab test, di tempat yang sama. Anak kedua saya, perempuan, sempat takut, tapi saya bujuk karena yang mau di-swab test adalah Aang-nya. "Kan mau jadi dokter, Nok," kata saya membujuk. "Jadi harus ketemu dokter dulu, biar Nok belajar jadi dokt

Sudan Undang Investor Indonesia

Pemerintah Sudan melalui Menteri Mineral Osheak Mohammed Ahmed mengundang pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di negara Afrika Utara tersebut. Sudan memiliki kekayaan alam yang melimpah di sektor pertanian dan pertambangan.

Ahmed mengungkapkan, Sudan memiliki kekayaan bahan tambang yang sangat besar. Menurutnya, lebih dari 100 perusahaan dari berbagai negara sudah menanamkan modal di Sudan. Negara tersebut di antaranya Rusia, Prancis, Maroko, Cina, Turki, hingga Jepang. "Kami mengundang pengusaha Indonesia untuk menanamkan modal di Sudan," kata Ahmed saat menemui lima wartawan Indonesia, termasuk Republika, Rabu (8/4).

Sudan, kata dia, memperoleh pendapatan yang relatif besar dari sektor penambangan emas. Menurutnya, lebih dari 1 juta orang bekerja di sektor penambangan emas. Meski demikian, Pemerintah Sudan mengeluarkan kebijakan di sektor penambangan yang ramah lingkungan.

Duta Besar Indonesia untuk Sudan Burhanuddin Badruzzaman merawikan, Sudan dan Indonesia memiliki potensi kerja sama di bidang pertanian dan pertambangan. Menurutnya, kerja sama di dua bidang tersebut bisa meningkatkan hubungan bilateral, terutama di sektor perekonomian.

"Potensi kerja sama, di sektor pertanian khususnya, begitu besar dengan memanfaatkan air dari Sungai Nil Biru dan Sungai Nil Putih yang tak pernah kering," kata Burhanuddin saat ditemui di kantor Kedutaan Besar Indonesia di Khartoum.

Dia mengatakan, Indonesia dan Sudan mengapresiasi suksesnya kerja sama panen perdana proyek penanaman padi Indonesia di daerah Gedarif State, Sudan, pada 2 November 2014. Saat itu, kata pria yang juga merangkap Dubes Eritrea, Pemerintah Indonesia membawa lima varietas padi unggul untuk diuji coba di Sudan.

"Dua di antaranya cocok untuk ditanam di sini. Varietas tersebut masih akan diujicobakan sekali lagi. Kerja sama di sektor perikanan laut juga menjanjikan," katanya.

Bahkan, Indonesia telah mengucurkan bantuan kerja sama teknik sejak 2006 sebanyak 29 program. Bantuan tersebut telah menjangkau jumlah peserta hingga 144 orang. Tahun ini, dua delegasi dari Sudan akan terbang ke Indonesia guna mengikuti pelatihan. Menurut Burhanuddin, program tersebut merupakan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dengan Sudan.

* Tulisan ini dimuat di halaman 1 Harian Republika, Senin, 13 April 2015

Comments

YOUTUBE