HEADLINE

Lapor Pak! Keluarga Saya Positif Covid-19

  Bulan baru saja berganti, Juni ke Juli. Tak ada lagi hujan. Pukul 08.00 WIB, 1 Juli 2021, Bapak mertua saya yang tinggal satu atap dinyatakan positif Covid-19 setelah melakukan swab test. Istri saya yang menemani swab test pun hasilnya sama: garis dua, positif. Di rumah kami, ada tujuh orang yang hidup berdampingan. Ibu, Bapak, saya, istri, dan tiga anak; dua laki-laki, satu perempuan. Masing-masing berusia 9 tahun, 2,5 tahun, dan 1 tahun. Ada satu anggota lagi, ART yang menjaga anak saya tetapi tidak tinggal satu rumah melainkan pulang pergi, Mba L namanya. Setelah Bapak dan istri dinyatakan positif, saya mengajak Ibu dan anak pertama serta anak kedua untuk swab test. Ini kali kedua anak-anak saya swab test, di tempat yang sama. Anak kedua saya, perempuan, sempat takut, tapi saya bujuk karena yang mau di-swab test adalah Aang-nya. "Kan mau jadi dokter, Nok," kata saya membujuk. "Jadi harus ketemu dokter dulu, biar Nok belajar jadi dokt

Haji... Haji... La Selfie


Berswafoto atau selfie seperti sudah menjadi kebiasaan bahkan kebutuhan setiap manusia modern saat ini. Terutama ketika mengabadikan momen atau berada di suatu tempat tertentu. Di Makkah pun banyak jamaah di Masjidil Al-Haram yang berselfie, meski sudah dilarang. 

Jumat 25 November 2017, saya kembali diberikan kesempatan mengunjungi Masjidil Haram untuk umrah. Umrah kali ini, saya mengajak jagoan, Fathir yang senengnye bukan main. Kali ini saya mau cerita soal pengalaman di Tanah Suci soal jamaah yang keranjingan selfie atau berswafoto.

"Haji... Haji... La selfie," kata seorang askar dengan gerakan melambaikan tangan menegur ibu-ibu yang sedang melakukan selfie atau swafoto di depan pintu Ka'bah, Ahad (27/11). Ibu yang menggunakan gamis dan jilbab berwarna hitam itu pun langsung menyembunyikan ponsel pintar miliknya yang digunakan untuk berswafoto.

Hampir di setiap sudut Masjidil Haram yang saya lewati, saya menemukan orang yang sedang asyik berswafoto atau berfoto beramai-ramai (wefie). Bahkan, tidak jarang saya menemukan yang nekat berfoto dengan Ka'bah sebagai latar belakangnya. Di depan pintu Ka'bah, di belakang Maqom Ibrahim, di dalam Hijr Ismail, hingga di tempat Sa'i.

Sebenarnya saat memasuki area halaman luar Masjidil Haram, Kerajaan Saudi lewat pengurus Masjidil Haram sudah memberikan rambu-rambu bergambar larangan mengambil gambar atau foto di lingkungan masjid. Namun, meski rambu-rambu itu cukup banyak dipasang di beberapa sisi Masjidil Haram, tetap saja tidak sedikit jamaah yang mengabadikan gambar beku lewat kamera ponsel, kamera saku, hingga kamera profesional.

Saya juga sempat ditegur saat sedang mengabadikan Ka'bah dari Rukun Iraqi lewat kamera saku. Tapi yang menegur bukan askar atau petugas Masjidil Haram, melainkan seorang perempuan berparas ayu khas Jawa Tengah yang minta tolong difotokan bersama keluarganya.

"Excuse me, could you take my photo. Please," kata dia dengan aksen Jawa sembari menyodorkan ponsel pintarnya.

Ustaz Ahmad Zakiudin, muthawif atau pembimbing umrah saya mengatakan, jika askar di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi di Madinah cukup tegas soal jamaah yang mengambil foto. "Hati-hati saja kalau mau ambil foto," kata pria asal Lombok itu.

Lambaian tangan, teguran lisan, atau bahkan 'penyitaan' ponsel atau kamera kerap diterima jamaah Masjidil Haram yang nekat mengambil foto meski sudah ditegur. Namun, bagi jamaah yang beruntung bisa leluasa mengabadikan gambar beku alias foto atau merekam suasana putaran tawaf tanpa ditegur askar yang sedang bertugas.

Ketika sedang menunggu adzan di shaf kedua, saya juga menyaksikan seorang jamaah pria berdebat meminta ponselnya yang disita askar dikembalikan. Sebelumnya saya melihat pria itu nekat memfoto Ka'bah saat adzan sedang berkumandang di dekat lingkaran Hijr Ismail. Padahal, beberapa askar sedang berkumpul guna mensterilkan tempat untuk imam Masjidil Haram memimpin shalat fardu.

Muthawif saya berpesan, berfoto atau mengambil gambar foto di dalam Masjidil Haram boleh saja, asalkan jangan sampai menimbulkan rasa riya. "Asal tujuannya baik," ucap pria yang sudah dua tahun tinggal di Makkah tersebut.





























Comments

YOUTUBE